Salatiga – Pada tanggal 6 Desember 2024, tim dosen dari Program Studi D4 Perencanaan dan Tata Ruang Universitas Diponegoro (Undip) mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di SMK Negeri 3 Salatiga. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan sosialisasi dan pelatihan tentang penggunaan GPS Geodetik dengan metode Real-Time Kinematic (RTK) dalam mendukung Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) di bidang pertanahan. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan keterampilan yang relevan bagi siswa, khususnya di bidang Geomatika.
Kebijakan Satu Peta merupakan salah satu program prioritas pemerintah pusat dalam pelaksanaan Program Nawa Cita. Untuk itu, pemerintah berharap perencanaan pembangunan, penyediaan infrastruktur, penerbitan izin dan hak atas tanah, serta berbagai kebijakan nasional dapat mengacu pada data spasial yang akurat. Sistem Referensi Geospasial Indonesia (SRGI) 2013 telah diterapkan untuk mendukung Kebijakan Satu Peta, dengan menjadikan Jaring Kontrol Geodesi Nasional (JKGN) sebagai acuan utama. Setiap titik kontrol geodesi diharapkan memiliki nilai koordinat yang teliti, sehingga mendukung akurasi data dalam pengelolaan pertanahan.
Namun, sosialisasi dan pelatihan terkait Kebijakan Satu Peta saat ini masih sangat terbatas pada instansi pemerintah dan perguruan tinggi. Salah satu sektor yang belum banyak dilakukan sosialisasi adalah sektor pendidikan tingkat menengah, khususnya di SMK jurusan Geomatika atau Geospasial. Dengan meningkatnya kebutuhan akan sumber daya manusia yang kompeten di bidang survei dan pemetaan, kegiatan ini menjadi sangat penting untuk dilakukan di lingkungan pendidikan.
Tujuan utama dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk mensosialisasikan Kebijakan Satu Peta, mendidik siswa SMK Jurusan Teknik Geomatika tentang pentingnya penggunaan Jaring Kontrol Geodesi Nasional, dan melatih mereka dalam memanfaatkan Jaring Kontrol Geodesi Nasional dalam pengukuran menggunakan GPS Geodetik Metode RTK. Dengan pemahaman yang baik mengenai kebijakan ini, diharapkan siswa dapat berkontribusi dalam pelaksanaan dan pengembangan kebijakan pertanahan di masa mendatang.
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi ceramah dan diskusi materi tentang Kebijakan Satu Peta, simulasi penggunaan layanan Jaring Kontrol Geodesi, serta pendampingan praktik pengukuran menggunakan GPS Geodetik Metode RTK. Pendekatan ini dirancang untuk memastikan bahwa siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan teoritis tetapi juga keterampilan praktis yang dapat diterapkan di lapangan.
Sebagai penutup, evaluasi terhadap keberhasilan pengabdian kepada masyarakat ini akan dilakukan dengan mengukur peningkatan pengetahuan dan keterampilan siswa setelah mengikuti kegiatan. Diharapkan, kegiatan ini dapat menjadi langkah awal untuk menjembatani kesenjangan pengetahuan di bidang geospasial dan mendukung pengembangan kualitas sumber daya manusia di Indonesia, terutama dalam bidang pertanahan dan perencanaan tata ruang.